--> Skip to main content

Tradisi Jepang dalam Menyambut Tahun Baru: Kebersihan, Kesucian, dan Harapan Baru

namaguerizka.com Tahun Baru atau Shōgatsu merupakan salah satu perayaan terpenting di Jepang. Tidak seperti perayaan tahun baru di banyak negara lain yang cenderung berfokus pada pesta dan kembang api, orang Jepang menyambut pergantian tahun dengan tradisi yang penuh makna, berakar pada nilai-nilai kebersihan, kesucian, dan harapan untuk masa depan yang lebih baik. Berikut adalah penjelasan lebih rinci tentang tradisi yang dilakukan masyarakat Jepang dalam menyambut Tahun Baru.


---

1. Oosouji: Bersih-Bersih Besar

Kegiatan utama dalam menyambut Tahun Baru adalah oosouji (大掃除), yang secara harfiah berarti “pembersihan besar.” Tradisi ini dilakukan pada akhir tahun, biasanya mulai pertengahan Desember hingga hari terakhir tahun tersebut.

Makna Oosouji

Oosouji memiliki makna filosofis mendalam. Dalam budaya Jepang, kebersihan fisik sering dikaitkan dengan kebersihan jiwa. Dengan membersihkan rumah secara menyeluruh, orang Jepang percaya mereka mengusir energi negatif, debu, dan kotoran yang menumpuk selama tahun tersebut. Selain itu, oosouji melambangkan awal yang baru, di mana rumah yang bersih menciptakan ruang bagi keberuntungan dan kebahagiaan untuk masuk.

Kegiatan dalam Oosouji

Membersihkan rumah secara menyeluruh: Seluruh sudut rumah, termasuk area yang jarang disentuh seperti bawah lemari, belakang tempat tidur, hingga langit-langit, dibersihkan secara mendalam.

Melibatkan seluruh keluarga: Semua anggota keluarga terlibat dalam kegiatan ini. Ini bukan hanya tugas individual tetapi juga bentuk kebersamaan dan kerja sama keluarga.

Mengganti perabot lama: Jika ada barang yang rusak atau sudah tidak diperlukan, biasanya dibuang atau diganti dengan yang baru untuk menyambut tahun dengan energi segar.



---

2. Memasang Hiasan Tahun Baru

Setelah rumah dibersihkan, langkah selanjutnya adalah memasang hiasan Tahun Baru yang melambangkan keberuntungan, perlindungan, dan harapan untuk tahun mendatang. Beberapa hiasan tradisional yang dipasang meliputi:

Kadomatsu (門松)

Kadomatsu adalah dekorasi yang terbuat dari batang bambu, daun pinus, dan bunga plum. Biasanya dipasang di depan pintu rumah atau gedung. Bambu melambangkan keteguhan dan fleksibilitas, pinus melambangkan umur panjang, sedangkan bunga plum melambangkan harapan baru.

Shimenawa (しめ縄)

Shimenawa adalah tali suci dari jerami yang dihiasi kertas putih berbentuk zigzag, melambangkan kemurnian. Shimenawa biasanya digantung di atas pintu masuk rumah untuk mengusir roh jahat dan menyambut dewa keberuntungan.

Kagamimochi (鏡餅)

Kagamimochi adalah dua lapis kue mochi yang disusun seperti tumpukan kecil dan biasanya diletakkan di altar rumah. Hiasan ini melambangkan harmoni dan kemakmuran.


---

3. Makan Malam Akhir Tahun (Toshikoshi Soba)

Pada malam pergantian tahun, keluarga Jepang biasanya menikmati hidangan sederhana namun penuh makna, yaitu toshikoshi soba (年越しそば), mi soba yang disajikan hangat. Mi soba melambangkan umur panjang dan ketahanan karena teksturnya yang elastis. Makan mi pada malam Tahun Baru juga dipercaya membantu memutuskan nasib buruk dari tahun sebelumnya.


---

4. Hatsumode: Kunjungan ke Kuil

Setelah tahun baru tiba, tradisi hatsumode (初詣) menjadi bagian tak terpisahkan. Hatsumode adalah kunjungan pertama ke kuil Shinto atau Buddha di awal tahun untuk berdoa memohon keberuntungan, kesehatan, dan kedamaian. Biasanya dilakukan pada tanggal 1 hingga 3 Januari.

Kegiatan dalam Hatsumode

Melemparkan koin: Pengunjung biasanya melemparkan koin ke kotak persembahan sebagai tanda penghormatan.

Membeli jimat: Jimat keberuntungan (omamori) dan ramalan tahun (omikuji) juga sering dibeli.

Minum sake manis: Kuil-kuil sering menyediakan amazake (sake manis) untuk menghangatkan tubuh pengunjung.



---

5. Tradisi Lain yang Menyertai Tahun Baru

Selain kegiatan utama di atas, ada beberapa tradisi lain yang turut meramaikan momen Tahun Baru di Jepang, di antaranya:

Mengirim kartu pos Tahun Baru (nengajo): Kartu pos dikirim kepada teman, kerabat, dan rekan kerja dengan ucapan selamat tahun baru.

Osechi Ryori: Makanan khas Tahun Baru yang disajikan dalam kotak bersekat (jubako). Setiap jenis makanan memiliki makna simbolis, seperti keberuntungan, kemakmuran, atau kebahagiaan.



---

Kesimpulan

Tradisi Jepang dalam menyambut Tahun Baru bukan hanya tentang perayaan, tetapi juga sebuah refleksi budaya yang mendalam. Dengan oosouji, memasang hiasan, makan malam sederhana, dan melakukan kunjungan ke kuil, masyarakat Jepang merayakan tahun baru dengan harapan, semangat, dan kesucian. Tradisi ini menunjukkan betapa pentingnya harmoni antara manusia, alam, dan spiritualitas dalam kehidupan sehari-hari di Jepang.

Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar

Advertiser