Meta Itu Milik Siapa?
namaguerizka.com Meta Platforms, Inc., atau yang lebih dikenal sebagai Meta, adalah perusahaan teknologi besar yang memiliki berbagai platform dan layanan digital, termasuk Facebook, Instagram, WhatsApp, dan Oculus. Perusahaan ini awalnya dikenal sebagai Facebook, Inc., sebelum berganti nama menjadi Meta pada Oktober 2021. Pergantian nama ini mencerminkan fokus perusahaan pada pengembangan dunia virtual berbasis teknologi yang disebut "metaverse." Namun, banyak yang bertanya, sebenarnya Meta itu milik siapa?
Meta dimiliki oleh para pemegang sahamnya, karena perusahaan ini merupakan perusahaan publik yang terdaftar di bursa saham Nasdaq. Siapa saja dapat membeli saham perusahaan ini. Namun, sosok utama yang berperan besar dalam kepemilikan dan pengelolaan Meta adalah Mark Zuckerberg, sang pendiri sekaligus CEO.
Mark Zuckerberg: Pendiri dan Pemimpin Meta
Mark Zuckerberg adalah tokoh sentral di balik Meta. Ia mendirikan perusahaan ini pada tahun 2004 bersama teman-temannya saat masih berstatus mahasiswa di Universitas Harvard. Awalnya, platform ini dikenal sebagai "The Facebook" dan dirancang sebagai jaringan sosial untuk mahasiswa Harvard. Dalam waktu singkat, Facebook berkembang pesat dan menarik perhatian pengguna di seluruh dunia.
Sebagai pendiri, ketua, dan CEO, Mark Zuckerberg memegang peran penting dalam menentukan arah kebijakan dan strategi perusahaan. Ia juga memiliki kendali yang signifikan atas perusahaan karena sistem kepemilikan saham Meta memungkinkan Zuckerberg untuk memiliki hak suara mayoritas. Dengan demikian, meskipun banyak pemegang saham lain, keputusan besar di Meta tetap sangat dipengaruhi oleh Zuckerberg.
Sistem Kepemilikan Saham di Meta
Sebagai perusahaan publik, Meta memiliki struktur saham yang unik. Perusahaan ini menerapkan sistem dua kelas saham, yaitu:
1. Saham Kelas A: Saham ini dimiliki oleh publik dan memberikan hak suara sebesar 1 suara per saham.
2. Saham Kelas B: Saham ini dimiliki oleh pendiri dan eksekutif perusahaan, termasuk Mark Zuckerberg. Saham ini memberikan hak suara yang jauh lebih besar, yaitu 10 suara per saham.
Berkat sistem ini, meskipun Zuckerberg tidak memiliki mayoritas saham dalam jumlah absolut, ia tetap memegang kendali atas perusahaan. Dengan hak suara yang besar, Zuckerberg dapat memengaruhi hampir semua keputusan strategis perusahaan, mulai dari akuisisi perusahaan lain hingga arah pengembangan teknologi baru.
Peran Mark Zuckerberg di Era Meta
Setelah mengganti nama perusahaan menjadi Meta, Mark Zuckerberg menekankan visi perusahaan untuk memimpin dalam pengembangan metaverse—sebuah dunia virtual yang menggabungkan elemen realitas virtual (VR), realitas augmentasi (AR), dan internet. Zuckerberg melihat metaverse sebagai evolusi berikutnya dari internet, di mana orang dapat bekerja, bermain, dan berinteraksi dalam lingkungan virtual yang sepenuhnya terintegrasi.
Investasi besar-besaran dilakukan oleh Meta untuk mengembangkan teknologi yang mendukung visi ini, termasuk perangkat keras seperti headset Oculus dan platform Horizon Worlds. Zuckerberg juga memimpin inisiatif untuk membuat teknologi ini lebih mudah diakses oleh masyarakat umum.
Kritik dan Tantangan
Meskipun Mark Zuckerberg memimpin Meta dengan visi besar, ia tidak luput dari kritik. Meta telah menghadapi berbagai kontroversi, mulai dari masalah privasi data, penyebaran informasi palsu, hingga dampak media sosial terhadap kesehatan mental. Sebagai pemimpin, Zuckerberg sering menjadi sasaran kritik ini, meskipun ia tetap berkomitmen untuk memperbaiki dan mengembangkan perusahaan.
Kesimpulan
Meta adalah perusahaan besar dengan banyak pemegang saham, tetapi kendali utamanya berada di tangan Mark Zuckerberg. Sebagai pendiri dan CEO, ia memegang peran sentral dalam menentukan arah perusahaan, baik di masa lalu ketika Meta masih bernama Facebook, maupun di masa depan dengan fokus pada metaverse. Dengan visi dan kendalinya, Zuckerberg tetap menjadi figur kunci dalam perjalanan Meta menuju inovasi teknologi dan dunia virtual.