Berapa Kali Orang Jepang Makan Sehari?
namaguerizka.com Orang Jepang dikenal memiliki pola makan yang sehat dan teratur, yang berkontribusi pada tingkat harapan hidup yang tinggi serta rendahnya angka obesitas. Salah satu aspek yang menarik dari kebiasaan makan mereka adalah jumlah waktu makan dalam sehari. Pada dasarnya, seperti kebanyakan masyarakat di dunia, orang Jepang biasanya makan tiga kali sehari: sarapan (朝食, choushoku), makan siang (昼食, chuushoku), dan makan malam (夕食, yuushoku). Namun, terdapat beberapa kebiasaan unik yang memengaruhi frekuensi makan dan pola konsumsi mereka.
1. Pola Makan Tradisional Jepang
Secara tradisional, makanan Jepang dikenal dengan washoku (和食), yang berarti makanan Jepang asli yang kaya akan sayuran, protein dari ikan, kedelai, dan nasi sebagai sumber karbohidrat utama. Berikut adalah rincian tentang waktu makan orang Jepang:
Sarapan (Choushoku)
Sarapan di Jepang sering kali dianggap sebagai waktu makan paling penting. Menu sarapan tradisional Jepang biasanya melibatkan:
Nasi putih (gohan)
Miso soup (miso shiru)
Ikan panggang
Acar Jepang (tsukemono)
Telur dadar Jepang (tamagoyaki)
Teh hijau (ocha) sebagai minuman.
Meski kini banyak orang yang mengadopsi sarapan ala Barat seperti roti panggang, sereal, atau kopi, sarapan tradisional tetap populer karena memberikan energi yang cukup untuk memulai hari.
Makan Siang (Chuushoku)
Makan siang biasanya dinikmati di tempat kerja atau sekolah. Banyak orang Jepang membawa bekal berupa bento, kotak makan siang yang diisi dengan nasi, lauk-pauk, dan sayuran.
Pilihan makan siang lainnya mencakup makanan cepat saji khas Jepang seperti:
Ramen, soba, atau udon
Sushi atau onigiri (nasi kepal dengan isian seperti ikan atau umeboshi).
Hidangan populer seperti katsudon (nasi dengan irisan daging babi goreng).
Sebagai makan siang, porsinya cenderung lebih ringan dibandingkan makan malam, tetapi tetap seimbang dari segi nutrisi.
Makan Malam (Yuushoku)
Makan malam merupakan waktu makan utama dalam sehari. Biasanya, makan malam lebih bervariasi dan lebih banyak dibandingkan sarapan atau makan siang. Orang Jepang sering menghabiskan makan malam bersama keluarga.
Menu makan malam dapat melibatkan:
Hidangan utama seperti ikan bakar, ayam panggang (yakitori), atau tempura.
Hidangan pelengkap seperti sup miso, sayuran rebus, dan salad.
Minuman seperti bir atau sake untuk orang dewasa.
2. Kebiasaan Makan Tambahan
Selain tiga kali makan utama, orang Jepang juga memiliki beberapa kebiasaan makan tambahan:
Ngemil (Oyatsu atau Snack):
Anak-anak hingga dewasa di Jepang sering ngemil pada sore hari atau setelah sekolah. Camilan populer meliputi mochi, dorayaki, atau keripik dengan rasa khas Jepang seperti rumput laut.
Makan Malam Kedua (Shime):
Bagi mereka yang keluar malam, terutama setelah minum di izakaya (pub Jepang), "makan malam kedua" bisa berupa makanan seperti ramen atau onigiri. Ini bukan kebiasaan sehari-hari tetapi cukup umum dalam konteks sosial.
3. Pengaruh Gaya Hidup Modern
Dalam beberapa dekade terakhir, gaya hidup modern memengaruhi pola makan masyarakat Jepang. Sebagian besar pekerja di kota besar mungkin melewatkan sarapan karena jadwal yang sibuk atau menggantinya dengan kopi dan roti. Selain itu, meningkatnya popularitas makanan cepat saji dan budaya makan di luar rumah telah membawa variasi baru ke pola makan tradisional Jepang.
Namun, meski ada perubahan ini, prinsip dasar pola makan Jepang tetap dijaga:
Makan dalam porsi kecil dan beragam.
Menghindari makanan tinggi gula dan lemak jenuh.
Menyertakan sayuran dan makanan fermentasi dalam diet harian.
Kesimpulan
Secara umum, orang Jepang makan tiga kali sehari dengan kebiasaan tambahan seperti ngemil di sela waktu makan. Pola makan mereka tidak hanya dipengaruhi oleh tradisi tetapi juga oleh gaya hidup modern. Apa yang membuat pola makan Jepang istimewa adalah keseimbangan nutrisi dan pendekatan moderasi, yang merupakan kunci dari kesehatan dan umur panjang mereka.
Jika Anda ingin mengadopsi pola makan ala Jepang, memulai dengan menu sederhana seperti nasi, sayuran, ikan, dan sup miso bisa menjadi langkah awal yang baik.