--> Skip to main content

Mengapa Investor Lebih Menyukai Keuntungan dalam Bentuk Dividen Dibandingkan Capital Gain?

namaguerizka.com Dalam dunia investasi, para investor sering dihadapkan pada dua sumber utama keuntungan: dividen dan capital gain. Meskipun kedua jenis keuntungan ini sama-sama menguntungkan, banyak investor lebih menyukai dividen karena beberapa alasan strategis dan psikologis. Artikel ini akan membahas alasan utama mengapa dividen sering kali menjadi daya tarik yang lebih besar dibandingkan dengan capital gain.

1. Kepastian Pendapatan: Bird in the Hand Theory

Salah satu teori terkenal yang mendasari preferensi investor terhadap dividen adalah Bird in the Hand Theory yang diperkenalkan oleh Myron Gordon dan John Lintner pada tahun 1956. Teori ini menyatakan bahwa dividen yang dibayarkan saat ini dianggap lebih pasti daripada potensi capital gain di masa depan.

Analoginya seperti pepatah: "Burung di tangan lebih baik daripada dua burung di semak." Dividen yang sudah diterima memberikan jaminan langsung kepada investor, sedangkan capital gain bergantung pada spekulasi harga saham di masa depan, yang cenderung lebih tidak pasti dan dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk kondisi pasar dan kinerja perusahaan.

2. Stabilitas dan Arus Kas Rutin

Dividen menawarkan arus kas rutin yang bisa diandalkan, terutama bagi investor yang membutuhkan pendapatan tetap, seperti pensiunan atau individu yang hidup dari portofolio investasinya. Banyak perusahaan yang stabil secara finansial, seperti perusahaan di sektor utilitas atau barang konsumsi, cenderung membayar dividen secara teratur, yang memberikan rasa aman bagi investor.

Sebaliknya, keuntungan dari capital gain hanya bisa direalisasikan ketika investor menjual sahamnya, dan ini bisa terjadi kapan saja tergantung pada situasi pasar. Ketidakpastian waktu ini membuat capital gain kurang menarik bagi mereka yang mencari pendapatan yang konsisten.

3. Indikator Keuangan Perusahaan yang Sehat

Pembayaran dividen sering kali dianggap sebagai sinyal bahwa perusahaan berada dalam kondisi keuangan yang sehat. Perusahaan yang mampu membayar dividen secara konsisten menunjukkan bahwa mereka memiliki arus kas positif dan manajemen yang efisien dalam mengelola keuangan.

Investor cenderung menganggap dividen sebagai cerminan kinerja perusahaan yang stabil. Di sisi lain, jika sebuah perusahaan menahan keuntungan untuk reinvestasi, hal ini bisa menimbulkan kekhawatiran bahwa perusahaan sedang menghadapi tantangan keuangan atau memiliki prospek yang tidak pasti.

4. Imbal Hasil Langsung

Dividen memberikan yield (imbal hasil) langsung kepada investor, yang dihitung berdasarkan rasio dividen terhadap harga saham. Imbal hasil ini dapat dijadikan ukuran efektivitas investasi dalam jangka pendek. Sementara itu, capital gain lebih bersifat spekulatif dan baru bisa dinikmati ketika saham dijual pada harga yang lebih tinggi dibandingkan harga beli.

5. Perlakuan Pajak yang Lebih Menguntungkan

Di beberapa negara, pajak atas dividen lebih rendah dibandingkan pajak atas capital gain jangka pendek. Hal ini membuat dividen menjadi pilihan yang lebih menarik dari perspektif penghematan pajak. Misalnya, di Indonesia, pajak penghasilan atas dividen bisa lebih kecil jika memenuhi persyaratan tertentu, seperti reinvestasi dalam saham yang sama.

6. Mengurangi Risiko Pasar

Pasar saham sering kali mengalami fluktuasi harga yang tajam akibat faktor ekonomi, politik, atau peristiwa global lainnya. Dalam kondisi pasar yang bergejolak, potensi capital gain bisa tergerus dengan cepat. Sebaliknya, dividen memberikan pendapatan yang lebih stabil meskipun harga saham mengalami penurunan. Oleh karena itu, dividen dianggap sebagai bentuk keuntungan yang lebih "tahan banting" terhadap risiko pasar.

Kelemahan Capital Gain

Meskipun capital gain bisa memberikan keuntungan besar, ada beberapa kelemahan yang membuatnya kurang disukai dibandingkan dividen:

1. Ketidakpastian Tinggi: Tidak ada jaminan harga saham akan naik di masa depan.


2. Waktu yang Tidak Menentu: Untuk memperoleh capital gain, investor perlu menunggu momentum yang tepat untuk menjual saham, yang terkadang bisa memakan waktu lama.


3. Risiko Kehilangan Modal: Jika harga saham turun drastis, investor bisa mengalami kerugian modal (capital loss) daripada capital gain.



Kesimpulan

Preferensi investor terhadap dividen dibandingkan capital gain sebagian besar didasarkan pada faktor kepastian, stabilitas, dan pendapatan rutin. Berdasarkan Bird in the Hand Theory, investor cenderung lebih menghargai dividen karena memberikan keuntungan yang lebih langsung dan pasti. Selain itu, dividen juga mencerminkan kesehatan keuangan perusahaan dan memberikan perlindungan terhadap fluktuasi pasar.

Namun, perlu diingat bahwa preferensi ini tidak berlaku untuk semua investor. Bagi mereka yang mencari pertumbuhan investasi jangka panjang dan memiliki toleransi risiko tinggi, capital gain tetap menjadi pilihan yang menarik. Pilihan antara dividen dan capital gain akhirnya bergantung pada tujuan keuangan, strategi investasi, dan profil risiko masing-masing investor.

Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar

Advertiser