Memahami Konsep Yield: Pengertian, Cara Kerja, dan Faktor yang Mempengaruhi
namaguerizka.com
Apa Itu Yield?
Yield adalah istilah yang digunakan dalam investasi untuk menggambarkan rata-rata keuntungan atau pengembalian yang dihasilkan oleh suatu instrumen keuangan, khususnya obligasi, dalam periode waktu tertentu. Dalam konteks obligasi, yield merujuk pada tingkat pengembalian tahunan yang akan didapatkan investor jika obligasi tersebut dipegang hingga jatuh tempo.
Yield sering kali dijadikan indikator oleh para investor untuk menilai potensi keuntungan dari investasi mereka. Namun, memahami yield tidak hanya sebatas pada angka pengembalian. Ada faktor-faktor lain yang turut memengaruhi perhitungan yield, termasuk harga pembelian obligasi, suku bunga pasar, dan kupon (bunga) yang ditawarkan obligasi tersebut.
---
Komponen Utama dalam Yield
Untuk memahami yield secara menyeluruh, penting untuk mengetahui komponen utama yang berkontribusi terhadap perhitungannya:
1. Harga Obligasi
Harga obligasi adalah nilai pasar obligasi pada saat investor membelinya. Obligasi bisa dibeli dengan harga di bawah nilai nominal (discount), di atas nilai nominal (premium), atau sama dengan nilai nominal (par).
Jika membeli dengan harga lebih rendah (discount), yield yang diperoleh akan lebih tinggi karena investor mendapatkan keuntungan dari selisih harga beli dan nilai nominal saat jatuh tempo.
Jika membeli dengan harga lebih tinggi (premium), yield akan lebih rendah karena keuntungan yang diperoleh berkurang oleh harga beli yang lebih mahal.
2. Kupon (Bunga)
Kupon adalah tingkat bunga tetap yang dibayarkan oleh penerbit obligasi kepada pemegangnya secara berkala, biasanya setiap enam bulan atau satu tahun. Kupon ini dihitung berdasarkan persentase tertentu dari nilai nominal obligasi.
3. Jangka Waktu Hingga Jatuh Tempo
Yield dihitung berdasarkan periode waktu hingga obligasi jatuh tempo. Semakin panjang jangka waktunya, semakin besar potensi fluktuasi nilai obligasi karena pengaruh suku bunga dan kondisi pasar lainnya.
---
Jenis-Jenis Yield
Terdapat beberapa jenis yield yang umum dikenal dalam investasi obligasi:
1. Current Yield
Mengukur pengembalian tahunan berdasarkan kupon yang diterima dibandingkan dengan harga pasar obligasi saat ini. Rumusnya:
\text{Current Yield} = \frac{\text{Kupon Tahunan}}{\text{Harga Pasar Obligasi}}
Contoh: Jika obligasi memiliki kupon tahunan sebesar Rp1 juta dan harga pasar obligasi adalah Rp10 juta, maka current yield-nya adalah 10%.
2. Yield to Maturity (YTM)
YTM adalah pengembalian tahunan rata-rata yang diharapkan investor jika obligasi dipegang hingga jatuh tempo. Perhitungan YTM lebih kompleks karena memperhitungkan seluruh arus kas dari kupon serta keuntungan atau kerugian akibat selisih antara harga beli dan nilai nominal.
3. Yield to Call (YTC)
Khusus untuk obligasi yang dapat ditebus lebih awal oleh penerbit sebelum jatuh tempo, YTC menghitung tingkat pengembalian hingga tanggal penebusan tersebut.
---
Bagaimana Harga Obligasi dan Yield Berhubungan?
Harga obligasi dan yield memiliki hubungan yang berlawanan arah (inversely related). Ketika harga obligasi naik, yield cenderung turun, dan sebaliknya. Hal ini karena kupon obligasi bersifat tetap, sehingga perubahan harga akan memengaruhi persentase pengembalian yang diterima investor.
Contoh Skenario:
Harga Obligasi Turun:
Jika Anda membeli obligasi dengan harga Rp90 juta (nilai nominal Rp100 juta), maka Anda akan mendapat keuntungan tambahan Rp10 juta pada saat jatuh tempo. Ini meningkatkan yield Anda.
Harga Obligasi Naik:
Jika Anda membeli obligasi dengan harga Rp110 juta, Anda akan rugi Rp10 juta dibandingkan nilai nominal saat jatuh tempo, sehingga yield Anda menurun.
---
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Yield
1. Suku Bunga Pasar
Suku bunga pasar sangat memengaruhi harga dan yield obligasi. Ketika suku bunga naik, harga obligasi cenderung turun karena investor lebih memilih instrumen baru dengan kupon lebih tinggi, dan sebaliknya.
2. Kondisi Ekonomi dan Inflasi
Tingkat inflasi yang tinggi biasanya mendorong kenaikan suku bunga sehingga menurunkan harga obligasi. Sebaliknya, inflasi rendah dapat membuat yield obligasi lebih kompetitif.
3. Kredit Penerbit Obligasi
Obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan atau pemerintah dengan tingkat kredit yang tinggi (risiko gagal bayar rendah) cenderung menawarkan yield lebih rendah. Sebaliknya, obligasi dengan risiko lebih tinggi menawarkan yield lebih besar untuk menarik investor.
4. Likuiditas
Obligasi yang mudah diperdagangkan di pasar cenderung memiliki yield lebih rendah karena lebih diminati oleh investor.
---
Kesimpulan
Yield adalah salah satu indikator penting yang membantu investor menentukan potensi keuntungan dari suatu obligasi. Namun, memahami konsep yield tidak hanya sekadar melihat angka pengembalian, melainkan juga memahami faktor-faktor yang memengaruhi harga obligasi dan suku bunga. Sebagai investor, mempertimbangkan risiko dan keuntungan yang ditawarkan oleh suatu obligasi akan membantu Anda membuat keputusan investasi yang lebih bijak.
Investasi pada obligasi, khususnya seri seperti Fixed Rate (FR), bisa menjadi pilihan yang menarik untuk memperoleh pengembalian yang stabil. Dengan memahami yield, Anda dapat memaksimalkan keuntungan investasi dan mengelola risiko secara lebih efektif.