Bagaimana Dividen Dihitung?
namaguerizka.com Dividen adalah pembagian keuntungan perusahaan kepada pemegang saham, yang biasanya dilakukan sebagai bentuk apresiasi atas investasi mereka dan sebagai bagian dari strategi untuk menjaga loyalitas pemegang saham. Perusahaan yang berkinerja baik dan berhasil mencatatkan laba yang besar seringkali membagikan sebagian dari labanya dalam bentuk dividen. Namun, sebelum memahami cara menghitung dividen, penting untuk memahami faktor-faktor yang mempengaruhi pembagian dividen tersebut.
1. Apa Itu Dividen?
Dividen adalah pembayaran sebagian dari laba perusahaan kepada para pemegang sahamnya. Pembayaran ini dapat diberikan dalam bentuk uang tunai, saham tambahan, atau aset lainnya. Pembagian dividen merupakan salah satu cara bagi perusahaan untuk mendistribusikan nilai kepada pemegang saham, dan seringkali menjadi salah satu indikator kesehatan finansial perusahaan. Pemegang saham, terutama investor yang mencari pendapatan pasif, sering kali tertarik pada saham-saham yang secara konsisten memberikan dividen.
2. Sumber Pembayaran Dividen
Sumber utama untuk pembayaran dividen berasal dari laba bersih perusahaan. Setelah perusahaan memperoleh laba, sebagian dari laba tersebut disisihkan untuk berbagai kebutuhan, seperti membayar utang, membiayai operasi bisnis, dan melakukan ekspansi. Sisanya dapat dibagikan sebagai dividen. Dengan demikian, besarnya dividen bergantung pada laba yang dihasilkan perusahaan serta kebijakan dividen yang diterapkan oleh manajemen perusahaan.
3. Kebijakan Dividen Perusahaan
Setiap perusahaan memiliki kebijakan dividen yang berbeda-beda, yang tergantung pada tujuan jangka panjang perusahaan serta kondisi finansialnya. Beberapa kebijakan yang umum digunakan adalah:
Kebijakan Dividen Stabil: Perusahaan menetapkan jumlah dividen yang stabil dan cenderung konsisten dari waktu ke waktu, meskipun laba perusahaan berfluktuasi. Ini memberi kepastian kepada pemegang saham tentang pendapatan dividen mereka.
Kebijakan Dividen Berdasarkan Laba: Dividen yang dibagikan sebanding dengan laba yang dihasilkan perusahaan. Jadi, ketika laba tinggi, dividen yang dibagikan juga tinggi, dan ketika laba rendah, dividen menurun.
Kebijakan Dividen Residual: Perusahaan membagikan sisa laba setelah mengalokasikan dana untuk investasi dan kebutuhan lainnya. Ini berarti jumlah dividen bisa sangat berfluktuasi tergantung pada kebutuhan perusahaan.
4. Menghitung Jumlah Dividen yang Dibagikan
Perhitungan dividen biasanya dimulai dari laba bersih perusahaan. Berikut ini adalah langkah-langkah untuk menghitung dividen:
1. Laba Bersih Perusahaan: Ini adalah total laba yang diperoleh perusahaan setelah dikurangi semua biaya operasional, bunga, dan pajak.
2. Laba Ditahan (Retained Earnings): Laba ditahan adalah bagian dari laba bersih yang tidak dibagikan kepada pemegang saham, tetapi disimpan untuk mendanai ekspansi, membayar utang, atau memenuhi kebutuhan operasional di masa mendatang.
\text{Laba Ditahan} = \text{Laba Bersih} - \text{Dividen}
3. Dividen yang Dibagikan: Setelah laba ditahan disisihkan, sisa dari laba bersih bisa dibagikan sebagai dividen. Dalam bentuk persamaan, perhitungan dividen dapat dirumuskan sebagai berikut:
\text{Dividen} = \text{Laba Bersih} - \text{Laba Ditahan}
4. Dividen per Saham (DPS): Untuk mengetahui jumlah dividen per saham yang akan diterima oleh setiap pemegang saham, kita perlu membagi total dividen dengan jumlah saham beredar.
\text{Dividen per Saham (DPS)} = \frac{\text{Total Dividen}}{\text{Jumlah Saham Beredar}}
5. Contoh Perhitungan Dividen
Misalnya, PT XYZ membukukan laba bersih sebesar Rp100 miliar. Dari laba ini, perusahaan memutuskan untuk menahan Rp40 miliar untuk kebutuhan ekspansi bisnis. Berdasarkan data ini, jumlah dividen yang akan dibagikan kepada pemegang saham adalah:
\text{Dividen} = \text{Laba Bersih} - \text{Laba Ditahan} = Rp100 \, \text{miliar} - Rp40 \, \text{miliar} = Rp60 \, \text{miliar}
Jika jumlah saham yang beredar adalah 10 juta saham, maka dividen per saham (DPS) yang akan diterima oleh setiap pemegang saham adalah:
\text{DPS} = \frac{\text{Total Dividen}}{\text{Jumlah Saham Beredar}} = \frac{Rp60 \, \text{miliar}}{10 \, \text{juta saham}} = Rp6.000 \, \text{per saham}
Dengan demikian, setiap pemegang saham akan menerima Rp6.000 untuk setiap saham yang dimilikinya.
6. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Jumlah Dividen
Beberapa faktor yang mempengaruhi jumlah dividen yang dibagikan antara lain:
Kinerja Keuangan Perusahaan: Perusahaan yang memiliki laba tinggi lebih cenderung memberikan dividen yang besar, karena memiliki kapasitas keuangan yang baik.
Kebutuhan Ekspansi atau Investasi: Jika perusahaan sedang berencana untuk melakukan ekspansi atau investasi besar, mereka mungkin akan menahan lebih banyak laba.
Kebijakan Manajemen: Beberapa perusahaan mungkin lebih memilih menahan laba untuk menambah modal kerja atau mengurangi utang daripada membayar dividen.
Ekspektasi Pemegang Saham: Pemegang saham seringkali memiliki ekspektasi untuk menerima dividen. Perusahaan yang ingin mempertahankan loyalitas pemegang saham biasanya berusaha memberikan dividen secara konsisten.
Kesimpulan
Dividen merupakan salah satu cara bagi perusahaan untuk memberikan keuntungan langsung kepada pemegang saham. Besaran dividen yang dibagikan sangat bergantung pada laba perusahaan, kebijakan dividen, serta kebutuhan perusahaan untuk mempertahankan laba sebagai laba ditahan. Dengan memahami cara menghitung dividen dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, investor dapat lebih baik dalam menilai potensi pendapatan yang mungkin mereka peroleh dari investasi saham pada perusahaan tertentu.