--> Skip to main content

Apakah Tanah Bisa Bertambah?

namaguerizka.com Pertanyaan tentang apakah tanah bisa bertambah sering kali muncul seiring dengan semakin tingginya kebutuhan akan lahan di tengah meningkatnya jumlah penduduk dan pembangunan infrastruktur. Secara sederhana, jawaban dari pertanyaan ini adalah "tidak." Tanah sebagai sumber daya alam memiliki karakteristik yang unik dan berbeda dengan sumber daya lainnya seperti komoditas atau barang industri yang bisa diproduksi lebih banyak sesuai kebutuhan. Berikut adalah beberapa alasan mengapa tanah tidak bisa bertambah, serta implikasinya dalam ekonomi dan tata ruang kota.

1. Tanah sebagai Sumber Daya Terbatas

Tanah, terutama yang berada di wilayah daratan, adalah sumber daya alam yang terbatas dan tidak dapat diperbarui. Bumi memiliki luas daratan tertentu yang tidak bisa diperluas secara signifikan. Seiring dengan kebutuhan manusia yang terus bertambah untuk permukiman, industri, pertanian, dan fasilitas publik, keterbatasan tanah menjadi semakin terasa. Kondisi ini berbeda dengan sumber daya yang bisa diperbarui atau diproduksi seperti energi listrik, makanan, dan barang-barang manufaktur. Sehingga, dari segi ketersediaan fisik, tanah tidak bisa bertambah.

2. Pertumbuhan Penduduk dan Kebutuhan Akan Lahan

Pertumbuhan penduduk dunia terus meningkat, khususnya di wilayah perkotaan. Menurut PBB, pada tahun 2050 sekitar 68% populasi global diproyeksikan tinggal di wilayah perkotaan. Hal ini tentunya akan meningkatkan kebutuhan lahan untuk perumahan, infrastruktur, dan layanan publik. Dengan jumlah tanah yang tetap dan kebutuhan yang terus meningkat, persaingan untuk mendapatkan lahan menjadi semakin tinggi. Hal ini sering kali mendorong harga tanah untuk naik, terutama di daerah yang memiliki akses dan infrastruktur yang baik.

3. Prinsip Ekonomi: Permintaan dan Penawaran

Dalam ekonomi, hukum penawaran dan permintaan menyatakan bahwa ketika permintaan terhadap suatu barang atau sumber daya meningkat, dan penawaran terbatas, maka harga akan cenderung naik. Karena tanah adalah sumber daya yang tidak bisa bertambah, setiap peningkatan permintaan—baik untuk perumahan, industri, atau infrastruktur lainnya—akan berimbas pada kenaikan harga lahan. Dengan demikian, bagi mereka yang membutuhkan lahan, biaya untuk membeli atau menyewa tanah akan semakin tinggi.

Tanah juga memiliki nilai yang berbeda tergantung pada lokasinya. Tanah di pusat kota atau wilayah yang dekat dengan fasilitas umum akan memiliki harga yang jauh lebih tinggi daripada tanah di wilayah yang jauh dari pusat aktivitas. Lokasi yang strategis ini sering kali menjadi sasaran investasi, yang juga mendorong peningkatan harga tanah lebih lanjut.

4. Solusi Keterbatasan Tanah: Reklamasi, Pembangunan Vertikal, dan Pemanfaatan Ruang di Bawah Tanah

Walaupun luas tanah tidak bisa bertambah secara alami, ada beberapa cara yang dilakukan untuk mengatasi keterbatasan ini, terutama di kota-kota besar. Beberapa solusi yang sering diterapkan adalah:

Reklamasi Laut: Di negara-negara dengan kepadatan penduduk tinggi dan keterbatasan lahan, reklamasi laut menjadi salah satu alternatif untuk menciptakan lahan baru. Singapura, Belanda, dan Jepang adalah beberapa contoh negara yang aktif melakukan reklamasi laut untuk memperluas wilayahnya. Namun, proses reklamasi membutuhkan biaya besar dan memiliki dampak lingkungan, seperti perubahan ekosistem laut.

Pembangunan Vertikal: Kota-kota besar sering kali membangun gedung bertingkat sebagai solusi untuk memaksimalkan penggunaan lahan. Apartemen dan perkantoran bertingkat tinggi memungkinkan banyak orang atau perusahaan menempati area yang relatif kecil di permukaan tanah. Dengan pembangunan vertikal, kebutuhan akan lahan bisa diakomodasi tanpa harus menambah luas tanah.

Pemanfaatan Ruang Bawah Tanah: Di beberapa kota besar, pembangunan fasilitas bawah tanah juga dilakukan untuk mengoptimalkan penggunaan ruang. Misalnya, pembangunan jalur kereta bawah tanah, parkir bawah tanah, dan fasilitas penyimpanan di bawah permukaan tanah. Dengan cara ini, penggunaan ruang di permukaan tanah bisa lebih difokuskan untuk kebutuhan lain, seperti taman kota atau ruang publik.


5. Dampak Keterbatasan Lahan pada Harga Properti

Keterbatasan lahan dan meningkatnya kebutuhan akan lahan perumahan, industri, dan fasilitas publik membuat harga tanah terus meningkat. Hal ini terutama terjadi di kota-kota besar, di mana persaingan untuk mendapatkan lahan semakin ketat. Sebagai akibatnya, harga properti—termasuk rumah dan apartemen—juga mengalami kenaikan yang signifikan. Di banyak kota besar di dunia, harga properti menjadi begitu tinggi sehingga banyak orang sulit untuk membeli rumah. Ini juga memicu perkembangan permukiman informal di beberapa negara berkembang, di mana banyak orang terpaksa tinggal di daerah yang kurang layak karena tidak mampu membeli rumah di daerah perkotaan.

6. Dampak Ekologi dan Lingkungan dari Keterbatasan Lahan

Selain berdampak pada harga properti dan tata ruang kota, keterbatasan lahan juga memengaruhi lingkungan. Semakin banyak lahan yang dibutuhkan untuk perumahan dan infrastruktur, semakin banyak pula hutan dan lahan hijau yang harus dikorbankan. Hal ini berakibat pada berkurangnya area resapan air, hilangnya habitat bagi flora dan fauna, serta meningkatnya polusi udara dan suhu kota akibat berkurangnya pohon dan ruang terbuka hijau.

7. Kesimpulan

Tanah merupakan sumber daya yang terbatas dan tidak bisa bertambah, sementara kebutuhan akan tanah terus meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk dan urbanisasi. Akibat dari ketidakseimbangan ini adalah kenaikan harga tanah dan properti, serta berbagai dampak lingkungan yang merugikan. Solusi seperti reklamasi, pembangunan vertikal, dan pemanfaatan ruang bawah tanah bisa membantu mengatasi keterbatasan ini, namun tetap memiliki keterbatasan dan konsekuensi tersendiri.

Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar

Advertiser