Apakah Djarum Terdaftar di BEI?
namaguerizka.com PT Djarum adalah salah satu perusahaan tembakau terbesar di Indonesia, dikenal sebagai produsen rokok kretek ternama. Meskipun PT Djarum sendiri adalah perusahaan besar dan memiliki pangsa pasar yang luas di industri rokok, sahamnya tidak terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Artinya, PT Djarum sebagai entitas produsen rokok utama tidak menawarkan sahamnya kepada publik melalui pasar modal di Indonesia.
Mengapa Saham Djarum Tidak Terdaftar di BEI?
Ada beberapa kemungkinan alasan mengapa PT Djarum tidak terdaftar di BEI. Salah satunya adalah karena perusahaan ingin menjaga kepemilikan dan kontrol penuh atas bisnis mereka. Dengan tidak go public, Djarum dapat menjalankan bisnisnya secara lebih tertutup dan menjaga kerahasiaan strategi perusahaan. Selain itu, perusahaan yang tidak terdaftar di bursa tidak diwajibkan untuk secara terbuka mengungkapkan informasi finansial atau bisnis mereka kepada publik, yang bisa dianggap sebagai keuntungan bagi perusahaan keluarga besar seperti Djarum.
Djarum Group: Bisnis yang Lebih Luas dari Rokok
Meskipun perusahaan rokok utama Djarum tidak terdaftar di BEI, Djarum Group adalah konglomerat yang sangat besar dengan portofolio bisnis di luar industri tembakau. Bisnis Djarum Group meliputi berbagai sektor, termasuk perbankan, teknologi, properti, media, dan makanan dan minuman. Beberapa anak perusahaan dan investasi Djarum Group bahkan telah tercatat di bursa saham dan menjadi bagian dari portofolio saham publik yang aktif diperdagangkan.
Saham-Saham dari Grup Djarum yang Terdaftar di BEI
Terdapat beberapa entitas yang merupakan bagian dari Djarum Group yang telah melantai di BEI. Berikut adalah lima perusahaan di bawah naungan Djarum Group yang sahamnya terdaftar di bursa:
1. Bank Central Asia Tbk (BBCA)
Salah satu bank terbesar di Indonesia, BCA adalah tulang punggung bisnis keuangan Djarum Group. Djarum mengakuisisi sebagian besar saham BCA pada awal 2000-an. Hingga saat ini, BCA adalah salah satu bank dengan kapitalisasi pasar terbesar di Indonesia dan termasuk saham “blue-chip” di BEI, yang berarti sangat diminati oleh investor karena kinerja keuangannya yang stabil dan potensi pertumbuhan yang kuat.
2. Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR)
Djarum Group memiliki bisnis infrastruktur telekomunikasi melalui PT Sarana Menara Nusantara Tbk, yang mengoperasikan bisnis menara telekomunikasi di Indonesia. Dengan meningkatnya kebutuhan akan konektivitas, terutama di era digital saat ini, bisnis menara telekomunikasi dianggap sebagai investasi yang menjanjikan. Saham TOWR pun termasuk yang banyak diminati karena perannya dalam mendukung infrastruktur jaringan komunikasi di Indonesia.
3. Matahari Department Store Tbk (LPPF)
Djarum Group juga terlibat dalam bisnis ritel melalui kepemilikan saham di Matahari Department Store. LPPF adalah perusahaan ritel besar yang menyediakan berbagai kebutuhan konsumen. Meskipun ritel merupakan sektor yang sangat kompetitif dan menghadapi tantangan dari e-commerce, Matahari tetap menjadi salah satu peritel fisik terbesar di Indonesia, dengan basis pelanggan yang luas di berbagai wilayah.
4. Global Digital Niaga Tbk (BELI)
Belakangan, Djarum Group juga merambah sektor e-commerce melalui kepemilikan saham di Global Digital Niaga Tbk, yang menaungi Blibli, platform e-commerce populer di Indonesia. Masuknya Djarum ke sektor digital dan teknologi ini mencerminkan diversifikasi bisnis yang agresif untuk beradaptasi dengan tren digitalisasi dan pertumbuhan belanja online.
5. Fajar Surya Wisesa Tbk (FASW)
Di sektor industri, Djarum Group juga memiliki saham di Fajar Surya Wisesa Tbk, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang produksi kertas dan kemasan. FASW adalah pemain utama dalam industri kertas di Indonesia, dan permintaan yang stabil terhadap produk kertas dan kemasan turut menopang nilai saham perusahaan ini.
Alasan Diversifikasi Bisnis Djarum Group
Djarum Group tidak hanya bergantung pada bisnis rokok, karena industri tembakau sering menghadapi tantangan regulasi yang ketat dan tekanan dari kampanye kesehatan publik. Diversifikasi ke berbagai sektor membantu grup ini untuk mengurangi risiko dan menjaga pertumbuhan yang berkelanjutan. Misalnya, sektor perbankan melalui BCA memberikan stabilitas, sementara sektor teknologi melalui Blibli dan menara telekomunikasi (TOWR) memberikan potensi pertumbuhan di masa depan seiring meningkatnya kebutuhan akan teknologi dan infrastruktur digital.
Kesimpulan
PT Djarum sebagai perusahaan rokok besar tidak terdaftar di BEI, tetapi perusahaan induknya, Djarum Group, telah mengembangkan portofolio bisnis yang luas di berbagai sektor. Beberapa perusahaan dalam grup ini telah melantai di BEI, termasuk BCA, TOWR, LPPF, BELI, dan FASW, yang memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk berinvestasi dalam bisnis Djarum Group meski tidak langsung dalam bisnis rokoknya. Keberhasilan dan stabilitas berbagai perusahaan ini di pasar modal mencerminkan kekuatan dan pengaruh dari Djarum Group sebagai salah satu konglomerat terbesar di Indonesia.