--> Skip to main content

Pangkat Dokter Polisi dalam Kepolisian dan Militer:

namaguerizka.com Di dalam institusi kepolisian dan militer, profesi medis, termasuk dokter, memiliki jalur karier dan pangkat yang berbeda dengan profesi medis di luar lembaga ini. Seorang dokter yang bekerja dalam kepolisian atau militer termasuk dalam korps kesehatan, yang memiliki sistem kepangkatan tersendiri. Artikel ini akan menjelaskan pangkat dokter polisi di Indonesia dan bagaimana jalur karier seorang dokter dalam institusi kepolisian dan militer.

### 1. Jalur Karier Dokter Polisi dan Dokter Militer

Dokter yang bekerja di kepolisian dan militer biasanya melalui jalur perwira karier. Berbeda dengan pegawai sipil atau dokter pada umumnya, dokter dalam institusi kepolisian dan militer mendapatkan pelatihan militer terlebih dahulu, meskipun mereka tidak selalu terlibat langsung dalam operasi militer atau penegakan hukum di lapangan. 

Bagi dokter polisi, jalur masuk yang umumnya ditempuh adalah melalui Sekolah Inspektur Polisi Sumber Sarjana (SIPSS) yang diselenggarakan oleh Kepolisian Republik Indonesia (Polri). Setelah lulus dan berhasil mengikuti pendidikan kepolisian, dokter yang telah memenuhi kualifikasi ini akan langsung memperoleh pangkat sebagai *Inspektur Polisi Dua* (Ipda), yang setara dengan Letnan Dua (Letda) dalam militer.

Begitu pula untuk dokter militer di TNI (Tentara Nasional Indonesia), jalur masuknya bisa melalui akademi militer atau program perwira karier khusus untuk tenaga medis. Dokter militer yang lolos seleksi umumnya akan mendapatkan pangkat awal *Letnan Dua* (Letda), khususnya di korps kesehatan.

### 2. Sistem Pangkat Dokter Polisi dan Militer

Secara garis besar, sistem pangkat dokter polisi dan dokter militer mengikuti sistem pangkat yang berlaku di institusi masing-masing, dengan beberapa perbedaan khusus:

#### a. Pangkat Dokter Polisi di Polri

1. **Inspektur Polisi Dua (Ipda)**: Pangkat awal bagi dokter yang baru masuk dan telah menyelesaikan pendidikan dasar kepolisian. Pada pangkat ini, dokter akan bertugas sebagai tenaga medis dasar di institusi kepolisian, membantu layanan kesehatan untuk anggota Polri dan keluarga.
   
2. **Inspektur Polisi Satu (Iptu)**: Setelah beberapa tahun pengalaman dan kenaikan pangkat, dokter polisi dapat naik ke pangkat Inspektur Polisi Satu. Pada tingkat ini, dokter polisi memiliki tanggung jawab yang lebih besar, sering kali termasuk pengelolaan kesehatan di satuan kepolisian tingkat daerah atau kota.

3. **Ajun Komisaris Polisi (AKP)** hingga **Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP)**: Dengan pengalaman dan pendidikan lanjutan, dokter polisi bisa naik pangkat hingga AKBP, di mana mereka dapat memiliki tanggung jawab sebagai kepala divisi atau kepala satuan kesehatan di tingkat Polda atau bahkan Mabes Polri.

#### b. Pangkat Dokter Militer di TNI

1. **Letnan Dua (Letda)**: Pangkat awal bagi dokter militer. Di sini, dokter bertugas sebagai tenaga medis yang mendukung kebutuhan kesehatan prajurit, baik di lingkungan markas maupun di lapangan saat penugasan.

2. **Letnan Satu (Lettu)**: Setelah beberapa tahun bertugas, dokter militer dapat naik pangkat ke Letnan Satu, di mana tanggung jawabnya meliputi penanganan medis dan manajemen kesehatan untuk satuan militer lebih besar.

3. **Kapten hingga Mayor**: Seiring dengan pengalaman dan pelatihan tambahan, dokter militer bisa naik pangkat hingga Mayor atau lebih tinggi. Pada pangkat ini, dokter militer sering mengelola fasilitas kesehatan atau bahkan rumah sakit militer.

4. **Kolonel hingga Brigadir Jenderal**: Pangkat tertinggi yang bisa dicapai dokter militer. Pada tingkatan ini, mereka bertanggung jawab atas kebijakan dan manajemen kesehatan di lingkungan militer, termasuk pengembangan layanan kesehatan bagi prajurit aktif maupun veteran.

### 3. Korps Kesehatan dan Peran Dokter dalam Kepolisian dan Militer

Dokter polisi dan dokter militer termasuk dalam korps kesehatan (untuk polisi disebut Dokkes atau Kedokteran dan Kesehatan Polri). Korps kesehatan ini bertanggung jawab dalam memberikan pelayanan kesehatan bagi anggota institusi, pengembangan kebijakan kesehatan, serta penanganan medis dalam situasi khusus, seperti saat penugasan dalam operasi keamanan, latihan militer, atau bencana.

Di Polri, Dokkes bertugas memberikan layanan kesehatan untuk polisi dan keluarga mereka, serta berperan dalam kegiatan visum atau pemeriksaan medis pada kasus kriminal. Di TNI, dokter militer selain bertugas sebagai petugas medis untuk prajurit juga sering terlibat dalam misi kemanusiaan dan perdamaian, baik dalam negeri maupun di luar negeri.

### 4. Kualifikasi dan Pengembangan Karier

Selain tugas rutin, dokter polisi dan militer dapat melanjutkan pendidikan lanjutan, seperti spesialisasi medis atau pelatihan manajemen kesehatan militer. Pendidikan lanjutan ini biasanya akan memengaruhi jalur karier mereka, terutama dalam kenaikan pangkat dan penugasan di satuan atau divisi yang lebih besar. Dokter yang menempuh spesialisasi tertentu dapat diberikan tugas khusus di bidang terkait, misalnya spesialisasi bedah atau penyakit dalam di rumah sakit militer.

### 5. Kesimpulan

Profesi dokter di institusi kepolisian dan militer tidak hanya berperan dalam pelayanan medis, tetapi juga terlibat dalam pengembangan kebijakan dan manajemen kesehatan. Jalur karier seorang dokter polisi dan dokter militer diatur oleh struktur pangkat, yang memungkinkan mereka untuk berkembang dalam tugas dan tanggung jawab yang lebih luas seiring dengan waktu dan pengalaman.

Pangkat dokter polisi umumnya dimulai dari *Inspektur Polisi Dua (Ipda)*, sementara dokter militer memulai karier dari *Letnan Dua (Letda)*. Dengan pengalaman dan kualifikasi lebih lanjut, dokter dalam kedua institusi ini bisa mencapai pangkat yang tinggi hingga level pimpinan kesehatan di institusi masing-masing.
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar

Advertiser