--> Skip to main content

Minyak Oil Terbuat dari Bahan Apa?

namaguerizka.com Minyak pelumas atau oil adalah salah satu elemen penting dalam dunia otomotif, industri, dan peralatan mekanis lainnya. Fungsinya sangat vital untuk memastikan bahwa mesin dan peralatan dapat beroperasi dengan lancar, mengurangi gesekan antar komponen, serta melindungi mesin dari kerusakan akibat panas, korosi, dan oksidasi. Namun, tahukah Anda bahwa minyak pelumas terbagi menjadi berbagai jenis berdasarkan bahan dasar atau base oil yang digunakan?

Pada dasarnya, minyak pelumas terdiri dari dua komponen utama: base oil (minyak dasar) dan aditif. Base oil inilah yang berperan sebagai bahan utama, sementara aditif ditambahkan untuk memberikan karakteristik tertentu, seperti ketahanan terhadap oksidasi, pengendalian buih, dan kemampuan pembersihan. Artikel ini akan mengupas secara mendalam bahan pembuat minyak pelumas serta jenis-jenis base oil yang paling umum digunakan dalam industri.

### **Bahan Baku Minyak Pelumas: Apa yang Membuatnya?**

Minyak pelumas terbuat dari dua jenis bahan baku utama: minyak dasar (base oil) dan aditif. 

1. **Minyak Dasar (Base Oil)**
   Minyak dasar merupakan komponen terbesar dalam pelumas, sekitar 70-90% dari komposisinya. Minyak dasar dapat berasal dari dua sumber utama, yaitu:
   
   - **Minyak Bumi (Crude Oil)**: Merupakan minyak alami yang diperoleh melalui proses ekstraksi dari perut bumi. Setelah diekstraksi, minyak mentah ini kemudian diproses lebih lanjut untuk menghasilkan minyak dasar yang digunakan dalam pelumas.
   - **Petrokimia (Petrochemical)**: Minyak dasar sintetis (synthetic oil) dihasilkan melalui proses kimia dari bahan baku petrokimia. Proses ini melibatkan pemecahan molekul-molekul menjadi lebih kecil dan lebih seragam sehingga menghasilkan minyak yang memiliki sifat yang lebih baik dibandingkan dengan minyak mineral.

2. **Aditif**
   Aditif adalah bahan kimia yang ditambahkan ke dalam base oil untuk meningkatkan performa pelumas. Aditif bisa menambah sifat-sifat seperti stabilitas oksidasi, ketahanan terhadap suhu tinggi, kemampuan membersihkan mesin, dan mencegah pembentukan endapan. Beberapa jenis aditif yang umum digunakan meliputi deterjen, anti-oksidan, dan anti-karat.

### **Jenis-Jenis Base Oil**

Berdasarkan bahan baku dan proses pembuatannya, base oil terbagi menjadi tiga kategori utama, yaitu mineral oil, synthetic oil, dan semi-synthetic oil.

#### **1. Mineral Oil**

Mineral oil merupakan jenis minyak dasar yang paling umum dan paling awal digunakan. **Mineral oil** terbuat dari minyak mentah (crude oil) yang telah melalui proses pemurnian (refining). Proses pemurnian ini bertujuan untuk menghilangkan kontaminan dan senyawa yang tidak diinginkan seperti sulfur, nitrogen, dan zat aromatik. 

Pada prosesnya, minyak mentah yang diekstraksi dari bumi diolah dalam kilang untuk memisahkan komponen-komponen yang berbeda sesuai dengan titik didihnya. Hasil dari proses ini adalah berbagai fraksi minyak, termasuk base oil yang digunakan untuk pelumas.

Keunggulan utama dari **mineral oil** adalah harganya yang lebih murah dibandingkan dengan jenis minyak pelumas lainnya. Namun, kekurangannya adalah sifat kimianya yang kurang stabil pada suhu tinggi, sehingga lebih rentan terhadap oksidasi dan pembentukan endapan. Oleh karena itu, pelumas berbasis mineral oil biasanya memerlukan penggantian yang lebih sering dibandingkan pelumas sintetis.

#### **2. Synthetic Oil**

**Synthetic oil** terbuat dari bahan petrokimia yang diproses secara kimiawi sehingga menghasilkan minyak dasar dengan sifat molekuler yang seragam dan lebih murni dibandingkan mineral oil. Proses pembuatan synthetic oil melibatkan pemecahan molekul petrokimia dan penggabungan ulang molekul-molekul tersebut dengan cara yang lebih terkontrol dan presisi. Hasil akhirnya adalah minyak pelumas yang memiliki sifat unggul dibandingkan mineral oil, seperti:

- **Stabilitas termal yang lebih baik**: Synthetic oil mampu bertahan pada suhu tinggi tanpa mengalami degradasi yang signifikan. Ini membuatnya sangat ideal untuk mesin yang bekerja pada kondisi ekstrem.
- **Ketahanan terhadap oksidasi**: Synthetic oil lebih tahan terhadap pembentukan endapan atau sludge, sehingga umur pakai minyak lebih lama.
- **Penguapan yang rendah**: Minyak sintetis cenderung memiliki tingkat penguapan yang lebih rendah dibandingkan mineral oil, yang berarti lebih sedikit minyak yang hilang selama operasi mesin.

Meskipun synthetic oil menawarkan performa yang lebih baik, harganya juga lebih tinggi dibandingkan mineral oil. Oleh karena itu, synthetic oil sering digunakan pada kendaraan performa tinggi atau mesin-mesin industri yang memerlukan ketahanan lebih lama dan kondisi operasi yang lebih ekstrem.

#### **3. Semi-Synthetic Oil**

**Semi-synthetic oil** merupakan campuran antara mineral oil dan synthetic oil. Dengan menggabungkan kedua jenis base oil ini, semi-synthetic oil menawarkan keseimbangan antara harga dan performa. Umumnya, semi-synthetic oil memiliki kandungan synthetic oil sekitar 20-30%, yang memberikan manfaat tambahan dalam hal ketahanan terhadap oksidasi dan suhu tinggi dibandingkan minyak mineral murni.

Pelumas semi-synthetic sering dipilih oleh pengguna yang menginginkan performa lebih baik daripada mineral oil, tetapi dengan harga yang lebih terjangkau dibandingkan synthetic oil.

### **Klasifikasi Base Oil Menurut API (American Petroleum Institute)**

Untuk memberikan panduan yang lebih jelas mengenai berbagai jenis base oil, **American Petroleum Institute (API)** mengklasifikasikan base oil menjadi lima kelompok utama:

1. **Group I**: Base oil yang dihasilkan melalui proses pemurnian sederhana (solvent refining). Sifatnya lebih bervariasi dan cenderung kurang stabil pada suhu tinggi. Umumnya digunakan dalam pelumas mesin standar.
   
2. **Group II**: Base oil yang dihasilkan melalui proses pemurnian yang lebih lanjut (hydrocracking). Memiliki kestabilan oksidasi dan viskositas yang lebih baik dibandingkan Group I.
   
3. **Group III**: Base oil yang juga dihasilkan melalui proses hydrocracking yang lebih kompleks. Meskipun berbahan dasar minyak bumi, Group III sering disebut sebagai minyak sintetis karena memiliki sifat yang sangat mirip dengan synthetic oil.

4. **Group IV**: Base oil yang merupakan 100% synthetic oil berbahan dasar polyalphaolefin (PAO). Ini adalah jenis minyak sintetis dengan kualitas tertinggi yang sering digunakan untuk mesin performa tinggi.

5. **Group V**: Base oil yang tidak termasuk dalam kelompok lain, mencakup berbagai jenis minyak dasar yang tidak berasal dari minyak bumi, seperti ester atau minyak nabati.

### **Kesimpulan**

Minyak pelumas merupakan campuran kompleks antara base oil dan aditif yang dirancang untuk memenuhi berbagai kebutuhan mesin dan peralatan mekanis. Berdasarkan bahan dasarnya, base oil terbagi menjadi dua jenis utama: **mineral oil**, yang berasal dari minyak mentah, dan **synthetic oil**, yang diproduksi dari petrokimia. Di antara keduanya, synthetic oil menawarkan performa yang lebih unggul namun dengan harga yang lebih tinggi. Selain itu, ada juga semi-synthetic oil yang merupakan campuran dari keduanya untuk menyeimbangkan antara performa dan harga.

Pemilihan base oil yang tepat sangat penting untuk memastikan mesin berfungsi dengan optimal, sehingga pemahaman tentang perbedaan jenis-jenis minyak dasar ini akan membantu Anda dalam memilih pelumas yang sesuai dengan kebutuhan Anda.
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar

Advertiser