--> Skip to main content

Cara Menghitung Bollinger Bands di Excel Secara Lengkap

namaguerizka.com Bollinger Bands adalah indikator analisis teknikal yang populer digunakan untuk mengukur volatilitas harga dan mengidentifikasi potensi titik beli atau jual di pasar saham. Indikator ini terdiri dari tiga garis: **Upper Band**, **Middle Band**, dan **Lower Band**. Middle Band adalah simple moving average (SMA), sementara Upper Band dan Lower Band ditentukan berdasarkan standar deviasi dari harga aset. Berikut adalah langkah-langkah rinci untuk menghitung Bollinger Bands menggunakan Microsoft Excel.

### Komponen Bollinger Bands

Sebelum melangkah ke cara perhitungan di Excel, penting untuk memahami tiga komponen utama dari Bollinger Bands:

1. **Middle Band (SMA)**: Ini adalah simple moving average dari harga penutupan selama periode tertentu.
2. **Upper Band**: Dihitung dengan menambahkan kelipatan standar deviasi ke SMA.
3. **Lower Band**: Dihitung dengan mengurangi kelipatan standar deviasi dari SMA.

Biasanya, Bollinger Bands menggunakan periode **20 hari** dan  **2 standar deviasi** sebagai parameter default. Namun, Anda dapat menyesuaikan periode dan jumlah standar deviasi berdasarkan kebutuhan analisis.

### Langkah-Langkah Menghitung Bollinger Bands di Excel

Untuk menghitung Bollinger Bands di Excel, kita akan melalui beberapa tahapan, mulai dari menghitung SMA, standar deviasi, hingga menghasilkan Upper dan Lower Bands.

#### 1. Siapkan Data Harga Penutupan

Langkah pertama adalah memastikan bahwa Anda memiliki data harga penutupan yang akan digunakan dalam perhitungan. Misalkan data harga penutupan ditempatkan dalam kolom **B** di Excel, mulai dari sel **B2** hingga **B21**.

#### 2. Hitung Simple Moving Average (SMA)

Simple Moving Average adalah rata-rata sederhana dari harga penutupan selama jumlah periode yang ditentukan, misalnya 20 hari. Untuk menghitung SMA di Excel, Anda dapat menggunakan fungsi `=AVERAGE()`.

**Contoh Rumus:**
Misalkan Anda ingin menghitung SMA 20 hari untuk harga penutupan di kolom B. Pada sel **C21** (karena hasil SMA pertama tersedia setelah 20 data), gunakan rumus berikut:

```excel
=AVERAGE(B2:B21)
```

Salin rumus ini ke bawah untuk menghitung SMA untuk semua periode yang ada di dataset.

#### 3. Hitung Standar Deviasi

Langkah berikutnya adalah menghitung standar deviasi harga penutupan selama periode yang sama dengan SMA, yaitu 20 hari dalam contoh ini. Di Excel, standar deviasi dapat dihitung menggunakan fungsi `=STDEV.P()` untuk populasi standar deviasi atau `=STDEV.S()` untuk sampel standar deviasi. Untuk analisis saham, kita biasanya menggunakan standar deviasi sampel (`STDEV.S()`).

**Contoh Rumus:**
Untuk menghitung standar deviasi selama 20 hari, masukkan rumus berikut pada sel **D21**:

```excel
=STDEV.S(B2:B21)
```

Seperti halnya SMA, salin rumus ini ke bawah untuk semua periode yang tersedia.

#### 4. Hitung Upper dan Lower Bands

Setelah memiliki SMA dan standar deviasi, Anda bisa menghitung Upper Band dan Lower Band. Secara umum, Upper Band dihitung dengan menambahkan dua kali standar deviasi ke SMA, sementara Lower Band dihitung dengan mengurangkan dua kali standar deviasi dari SMA.

- **Upper Band:**
  
  Pada sel **E21**, gunakan rumus berikut untuk menghitung Upper Band:

  ```excel
  =C21 + (2 * D21)
  ```

- **Lower Band:**
  
  Pada sel **F21**, gunakan rumus ini untuk menghitung Lower Band:

  ```excel
  =C21 - (2 * D21)
  ```

Salin kedua rumus ini ke bawah untuk menghitung Upper dan Lower Band pada seluruh periode yang ada.

### 5. Visualisasi Bollinger Bands

Setelah Anda menghitung SMA, Upper Band, dan Lower Band, Anda dapat membuat grafik Bollinger Bands untuk memudahkan analisis. Untuk membuat grafik ini di Excel, ikuti langkah-langkah berikut:

1. **Pilih Data**: Pilih data harga penutupan (kolom B), SMA (kolom C), Upper Band (kolom E), dan Lower Band (kolom F).
2. **Buat Grafik**: Klik **Insert** dan pilih **Line Chart** untuk menampilkan data dalam bentuk grafik garis.
3. **Atur Tampilan**: Sesuaikan tampilan grafik agar lebih mudah dianalisis dengan menambahkan warna yang berbeda untuk masing-masing band.

Dengan demikian, Anda akan memiliki visualisasi yang jelas tentang harga penutupan, serta Upper dan Lower Band dari Bollinger Bands, yang dapat membantu Anda mengidentifikasi potensi breakout atau breakdown di pasar.

### Menggunakan Bollinger Bands dalam Analisis Teknis

Bollinger Bands digunakan untuk mengidentifikasi kondisi pasar yang overbought atau oversold. Beberapa cara umum dalam menginterpretasi Bollinger Bands adalah sebagai berikut:

1. **Overbought**: Ketika harga mendekati Upper Band, ini bisa menjadi indikasi bahwa pasar dalam kondisi jenuh beli, dan harga bisa berbalik turun.
2. **Oversold**: Ketika harga mendekati Lower Band, ini menunjukkan pasar mungkin jenuh jual, sehingga ada potensi harga untuk naik.
3. **Squeeze**: Ketika jarak antara Upper dan Lower Band menyempit (volatilitas rendah), ini sering dianggap sebagai sinyal bahwa volatilitas besar akan segera terjadi.

### Kesimpulan

Menghitung Bollinger Bands di Excel sebenarnya cukup sederhana jika Anda memahami tahapan-tahapannya. Dengan menggunakan rumus dasar seperti `=AVERAGE()` untuk menghitung SMA dan `=STDEV.S()` untuk menghitung standar deviasi, Anda bisa menentukan Upper Band dan Lower Band sebagai indikator volatilitas. Dengan Bollinger Bands, Anda dapat mengidentifikasi potensi peluang beli atau jual berdasarkan perubahan volatilitas dan kondisi overbought atau oversold.

Bollinger Bands tidak hanya memberikan informasi tentang tren harga tetapi juga membantu Anda memprediksi kapan harga mungkin mulai bergerak lebih agresif, membuatnya menjadi alat yang sangat berguna bagi para trader dan investor di berbagai pasar.
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar

Advertiser