Tips Menggunakan Indikator ADX Untuk Scalping Yang Minim Resiko
Indikator ADX dapat digunakan untuk mengetahui perubahan momentum dan mengukur kekuatan sebuah trend.
Sebagai trader sangat penting untuk mengetahui apakah suatu pasar sedang trending atau sideways karena beberapa indikator akan memberikan hasil maksimal tergantung kondisi pasar.
Indikator ADX memiliki 3 buah garis yaitu: garis ADX (dalam artikel ini merupakan garis warna hitam),garis biru yaitu Positive Directional Indicator (+DI) dan garis merah yaitu Negative Directional Indicator (-DI). Agar Anda tidak bingung karena terlalu banyak garis sebaiknya Anda fokus pada garis ADX saja. Anda dapat mengabaikan dua garis lainnya ketika trading.
Indikator ADX memiliki nilai antara 0 – 100. Jika garis ADX berada di bawah 20 itu menunjukkan trend yang lemah (pasar sedang sideways). Sedangkan jika garis ADX berada di atas 40 menunjukkan trend yang kuat. Seperti contoh berikut ini.
Yang juga perlu diketahui adalah bahwa ADX tidak memberikan informasi kemana arah pasar akan bergerak,tetapi hanya mengukur kekuatan suatu trend. Ketika garis ADX naik ke atas itu artinya kekuatan sebuah trend sedang bertambah. Dan ini berlaku untuk uptrend maupun downtrend.
Contohnya nilai ADX di atas 40 bisa menunjukkan pasar sedang bullish kuat atau bearish kuat.
Untuk lebih jelasnya dapat Anda perhatikan pada contoh-contoh di bawah ini.
Contoh ADX di atas 40 pasar sedang bullish.
Contoh ADX di atas 40 pasar sedang bearish.
Intinya,garis ADX hanya mengukur kekuatan sebuah trend itu saja. Jika garis ADX naik dari bawah ke atas (dari 20 ke 40) maka artinya kekuatan sebuah trend bertambah,jika garis ADX turun dari bawah ke atas (dari 40 ke 20) itu menunjukkan bahwa trend kehilangan momentumnya dan trend telah melemah. Melemahnya trend bisa merupakan indikasi akan terjadi reversal (berubah menjadi trend baru) atau bisa juga malah jadi sideways.
Untuk memudahkan pemahaman Anda perhatikan contoh di berikut ini.
Pada gambar di atas terlihat bahwa ketika uptrend kuat ADX meningkat,begitu terjadi reversal menjadi downtrend ADX mengalami penurunan.
Demikian pula sebaliknya. Gambar di bawah ini menunjukkan ketika downtrend kuat ADX meningkat,tetapi begitu terjadi reversal menjadi uptrend ADX mengalami penurunan.
ADX dapat juga digunakan untuk mengetahui perubahaan pasar dari sideways ke terbentuknya trend baru.Contohnya bila ADX berubah menguat dari di bawah level 20 menuju ke atas 40,ada indikasi bahwa sifat sideways sudah berubah dan suatu trend sedang terbentuk.Pada contoh di atas trend baru yang terbentuk setelah sideways adalah downtrend.
Lalu Bagaimana Tips Menggunakan Indikator ADX Untuk Scalping Yang Minim Resiko?
Penggunaan Indikator ADX:
1.Gunakan ADX untuk menentukan kekuatan suatu trend.Jika ADX berada di atas level 20 maka bersiaplah untuk membuka posisi.Kemungkinan awal sebuah trend sedang terbentuk. Ride the trend!
2.Jika ADX berada di antara 0-20,jangan membuka posisi.Saat itu harga sedang sideways.Harga hanya bergerak dalam range yang sempit.
3.Jika ADX sudah mencapai level 40-50 sebaiknya Anda bersiap-siap untuk menutup posisi Anda.Karena ada kemungkinan trend akan berbalik. Tetapi tetap di ingat bahwa semua ini tergantung konteks market structurenya. Jika tidak ingin menutup posisi Anda dapat melakukan trailing stop.
4.ADX juga dapat digunakan untuk memfilter saham-saham yang sedang bergerak dalam sebuah trend.Jadi Anda bisa menghindari saham-saham yang sedang sideways.
Indikator ADX seperti kebanyakan indikator lainnya tidak memberikan 100% sinyal yang akurat. Terkadang walaupun ADX sudah berada di atas level 20 trend malah tidak melanjutkan penguatan dan akhirnya ADX turun kembali ke bawah level 20. Tetapi walaupun begitu,indikator ini sangat baik untuk mencegah trader masuk ke pasar pada saat yang “salah”.
Good Luck!
Enjoy the process and have good trading habits!
Sumber: traderpemenang.com